hanya sekedar coretan di layar desktopmu

Monday 4 April 2016

"gelarisme berkawan dengan pnsisme"

21:05:00 Posted by fathur alrahman
Pernah anda berfikir tujuan anda kuliah? tentu sudah berakar pada milyaran cabang dendrit yang dititipkan Allah pada anda. entah semenjak anda duduk di bangku sekolah dasar, menengah dan atas. beragam memang tujuan yang ingin anda capai, ada yang ingin jadi guru, dokter, ilmuan, perawat, pilot, bahkan ada yang ingin jadi pesiden.
Terlepas dari hal diatas, untuk mencapai tujuan (cita-cita masa kecil) anda itu, tentu harus melalui jenjang-jenjang penddikan tinggi. walaupun ada yang tidak melulu harus dengan cara menghabiskan waktu dikampus untuk mencapai cita-cita masa kecil itu, tapi pada hakikatnya kita tetap harus belajar.
Dalam proses pembelajaran inilah cita-cita masa kecil kita akan disepak, ditendang, diterajang, dan dibumihanguskan di arena perkuliahan. mau tidak mau dan suka tidak suka, anda akan merasakan betapa beratnya menjadi seorang “agent of change” dan seiring perjalanan waktu, rasa jenuh, bosan, capek, letih, akan dunia kampus akan menghinggapi anda. tentu saja efeknya ingin menyelesaikan studi secepat mungkin dan dengan cara apapun. salah satunya “membeli skripsi”.
Apalah jadinya bila mahasiswa indonesia melakukan hal seperti itu. sungguh sebuah idikator kegagalan proses pembelajarannya di kampus. namun, ini tidak melulu merupakan kesalahan anda sendiri, beberapa faktor yang mungkin menyebabkan anda harus melakukan hal seperti itu. misalnya desakan orang tua, pekerjaan, atau mungkin desakan dari pihak luar.
bila hal ini terjadi, indikasinya anda mulai tertular penyakit gelarisme. penyakit yang sekarang sedang mewabah dikalangan mahasiswa. penyakit baru yang belum terdaftar pada ilmu kedokteran. kenapa? karena penyakit ini menyerang ideologi mahasiswa. tanpa anda sadari, cita-cita masa kecil anda yang telah diandaikan sejak dulu bergeser sedikit demi sedikit. cita-cita yang humanis mulai berganti menjadi hasrat individu, ironis memang. Tapi begitulah faktanya.
Nah mari kita berandai sejenak. Setelah selesai kuliah apa yang akan kita kerjakan? Tentu terbayang keinginan-keinginan lain setelah cita-cita masa kecil tercapai. sebagai kodrat manusia adalah bekerja, berumah tangga, membahagiakan diri dan orang tua setelah mengorbankan waktu, tenaga, dan materi di jenjang perkuliahan.
Ibunda penulis sering bertanya. “bang kapan selesai bang? Bulan sekian ada pendaftaran PNS tuh, cepat-cepatlah selesai kuliah terus daftar, untung-untung diterima kan”. Mungkin disinilah asal muasal PNSisme mewabah di masyarakat. Berawal dari terkontaminasinya orang tua yang kemudian menularkannya kepada sang anak. Betapa begitu agungnya seorang pegawai negeri ketimbang seorang penjual nasi goreng di masyarakat kita. Betapa  PNSisme diperebutkan oleh mayoritas sarjana muda kita dewasa ini.
Bisa dikatakan inilah profesi yang paling diperebutan oleh sarjana muda sekarang. Konon dahulu, pekerjaan menjadi seorang pegawai negeri kebanyakan orang menolak, karena mereka berpendapat menjadi seorang pegawai merugikan diri, bergaji kecil dan sebagainya. Tapi sekarang, kebanyakan orang malah berebut. Tengok saja setiap ada pembukaan di instansi tertentu, yang mendaftar dan mengikuti tes ribuan orang, tapi kuota yang tersedia hanya ratusan atau bahkan puluhan. 
Kesejahteraan finansial yang terjamin. Mungkin inilah salah satu tawaran PNSisme kepada pemujanya. Bila hal ini yang menjadi tolok ukurnya, berwirausaha bisa lebih kaya dari pegawai negeri. Banyak wirausahawan diluar sana yang punya mobil, rumah mewah, kocek tebal, dan sebagainya. Kalau mau matre jangan alang-alang. Pada skup yang berbeda wirausaha turut andil dalam mensejahterakan masyarakat, membuka lapangan kerja baru, urgensinya adalah mengurangi jumlah pengangguran yang menjadi salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara.